Countup Clock

14 Agustus 2007

Tanggalkan Sementara Status Sosial Kita

Oleh Maridsyah Haroen

Panitia menetapkan bahwa pakaian kita pada acara puncak nanti adalah celana blue jeans dan kaos untuk acara family gathering serta celana blue jeans dan baju kasual untuk acara malam keakraban khusus alumni.

Saya sangat... sangat setuju sekali, karena kita menginginkan kebersamaan untuk keakraban suasana, sambil bernostalgia mengenang 30 tahun yang lalu saat kita masih culun.

Sekarang kita berasal dari status sosial yang berbeda. Ada yang sudah jadi direktur BUMN, ada yang sudah jadi pengusaha yang sukses, ada yang sudah jadi profesor, dekan dan ada juga yang biasa-biasa saja.

Oleh karena itu sebaiknya sebelum kita berangkat ke acara reuni, sejenak kita niatkan dari lubuk hati yang paling dalam untuk menanggalkan sementara status sosial kita saat ini, dengan satu tujuan untuk menjalin keakraban dengan teman-teman lama satu angkatan tanpa memandang statusnya, walau mungkin teman tersebut bawahan kita di kantor.

Jadi kita sudah harus siap apabila nanti disapa dengan panggilan: lu, kau, kowe, maneh, waang, dan lain-lain. Intinya kita tetap akrab, santai, jauh dari sikap formal.

Dari beberapa e-mail yang saya baca, terlihat ada beberapa teman yang masih agak formal, karena ada yang memakai sebutan ibu, bapak, mas dan mbak.


Sumber: Milis itb77@bhaktiganesha.or.id, 14 Agustus 2007, 14:45

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Re : tinggalkan sementara status sosial . . .

Membaca himbauan tinggalkan sementara status sosial, gue suka dengan apa yang ada dalam hati Maridsyah Haroen. Banyak kawan angkatan 77 yang berhasil tetapi sebanyak itu pula yang tidak berhasil.
Saat berjumpa/berkomunikasi dengan kawan lama, ada yang berubah karena habitat barunya dilingkungan petinggi Negara atau pengusaha sukses atau pakar, tetapi ada yang tidak berubah walau habitat barunya dilingkungan petinggi Negara atau pengusaha sukses atau pakar. Yang pernah gue lihat, salah satu contoh yang baik adalah para eks pejuang kemerdekaan RI. Semoga himbauan Maridsyah Haroen menjadikan reuni ITB77 ajang melepas rindu dan mempererat ikatan persaudaraan – perkawanan.
Yang gue rasakan, alhamdulillah konco-konco itb dulu tidak berubah memendang gue walau status sosial / habitat mereka berbeda dengan gue (lebih baik mereka tentunya)

Ness