Countup Clock

16 Agustus 2007

Spanduk Reuni Telah Terpasang


Oleh Parsaulian Siregar

Sejak Rabu sore kemarin (15/8) spanduk reuni telah terpasang di gerbang Ganesha dan gerbang belakang Jl. Tamansari, berbunyi:

-------------------------------------------------------
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU
& ORANG TUA MAHASISWA BARU

Panitia Reuni 30 tahun ITB77
Family Gathering, 25 Agustus 2007, Lap. Basket 08.00-14.00
Malam Temu Kangen, 25 Agustus 2007, Aula Barat 18.30-23.30
-------------------------------------------------------

Spanduk berwarna putih bertulisan biru, dilengkapi dengan logo ITB dan logo 30 tahun ITB77 di bagian kanan dan kiri.

Suntingan kata-kata di spanduk dilakukan lewat 'rapat' via SMS. Usulan berasal dari Freddy yang disetujui oleh Pak Ketua Ncoeng. Kemudian saat realisasi tampaknya dipoles lagi oleh rekan Koko dan Bambang Sunendar. Berkat gerak cepat Koko dan Bambang, spanduk dapat segera terpasang.

Hari Kamis 16 Agustus 2007 ini berlangsung acara Temu Orangtua Mahasiswa Baru.

Spanduk ITB77 menjadi cukup mencolok, sebab merupakan satu-satunya yang mengucapkan SELAMAT DATANG.

Tahun lalu cukup banyak pihak (IOM, KM ITB, Kokesma, Bank BNI, ...) yang membuat spanduk dengan ucapan sejenis dan tersebar di banyak tempat.


Sumber: Milis itb77@bhaktiganesha.or.id, 16 Agustus 2007, 19:50

Sepuluh Hari Menjelang Acara Puncak

Oleh Agus J. Alwie

10 (sepuluh) hari menjelang acara puncak kita, kembali saya update beberapa informasi sebagai berikut:

1. Alumni yang sudah konfirm hadir alhamdulillah sudah mencapai 690 orang.

2. Yang sudah bayar iuran 296 orang. Bagi yang masih berkenan membayar dipersilakan transfer ke rekening Panitia atau boleh bayar di tempat pada tanggal 25 nanti.

3. Buku-buku untuk Perpustakaan ITB belum banyak terkumpul. Ayo kita berlomba, jurusan mana yang paling banyak nyumbang buku. Hubungi Djasli segera. Masih ditunggu sampai dengan tanggal 24 Agustus 2007.

4. Buku Kisah-kisah Sebuah Angkatan dan buku Direktori ITB77 masih dalam proses cetak dan akan dibagikan gratis pada saat Malam Temu Kangen nanti.

5. Acara Family Gathering:

  • Diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 1300 orang alumni dan keluarga.
  • Acara akan berupa permainan, pertunjukan, dan hiburan yang bersifat outdoor. Pasti seru!
  • Sarapan dan makan siang khas Bandung disediakan.
  • Ralat sedikit informasi saya yang lalu: kaos untuk alumni disediakan, topi tidak disediakan tapi tersedia di stand merchandise untuk dibeli.
  • Simpul jurusan dimohon untuk menginformasikan jumlah dan ukuran kaos anggota jurusannya masing-masing, paling lambat tanggal 16 Agustus 2007. Sorry short notice. (Saat ini baru EL dan TK yang sudah memberi informasi.)
  • Dress code tetap blue jeans dan kaos alumni (untuk alumni) dan blue jeans dan baju kasual (untuk keluarga).
  • Bagi teman-teman yang ingin menyalurkan hobi dagang, panitia menyediakan 20 (hanya 20) meja 'lapak' untuk berjualan dengan syarat:
    - barang-barang yang dijual tidak boleh berupa makanan / minuman.
    - sedapat mungkin berupa barang-barang yang unik (cendera mata, karya seni, dan sebagainya).
    - membayar 'sumbangan sukarela' minimal Rp 500.000 per meja.
    - bagi yang berminat, hubungi Uwo (Agus Prabowo) via sms atau email.
    - pendaftaran dibuka hanya sampai hari Senin, 20 Agustus dengan sistem 'first come first served'.
6. Acara Malam Temu Kangen
  • Pasti heboh, karena akan dihadiri oleh hampir 700 orang alumni (hanya alumni).
  • Tiap Fakultas (boleh diwakili oleh satu atau dua jurusan) diminta untuk menampilkan acara hiburan.
  • Dress code tetap: pakaian kasual (tiap jurusan boleh memakai atribut khas jurusannya masing-masing).


Sumber: Milis itb77@bhaktiganesha.or.id, 15 Agustus 2007, 19:46

Murah Tidak Ada yang Jual, Mahal Tidak Bisa Dibeli

Oleh Chairul Alfi

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Sang Khalik, Pencipta alam semesta bahwa sampai saat ini sebagian besar kita masih diberi kesehatan yang baik di samping nikmat-nikmat lainnya yang mungkin tidak ternilai harganya. Amin.

Sepuluh hari mendatang, insya Allah kita akan bersilaturahmi bersama dalam acara Reuni Akbar Angkatan 77, setelah lebih 30 tahun yang lalu untuk pertama kalinya secara resmi kita menginjakkan kaki di kampus Ganesha sebagai mahasiswa baru ITB.

Rasanya hal itu baru saja terjadi. Masih segar dalam ingatan kita wajah-wajah muda Angkatan 77 saat menapakkan kaki di gerbang depan kampus dengan penuh kebanggaan. Walaupun di bagian hati lainnya ada rasa ciut dan khawatir karena terbayang akan mengadapi masa orientasi studi ITB yang terkenal cukup menakutkan, yang waktu itu kita kenal dengan sebutan masa OS I dan OS II.

Secara umum semuanya telah dapat kita lalui dalam berbagai tahap dan tingkat kesulitan yang berbeda, penuh canda ria, kekecewaan, dan tentu saja pengorbanan, yang semuanya telah memberikan kesan dan goresan tersendiri di lubuk hati kita masing-masing.

Reuni Akbar ITB77 nanti sejujurnya akan menjadi acara MULIA yang telah digagas oleh Panitia Pelaksana.

Dalam kesempatan ini saya pribadi ingin memberikan apresiasi khusus kepada segenap panitia dan teman-teman angkatan 77 yang telah menyiapkan rangkaian acara yang begitu menarik. Dan dengan gigih telah berusaha mengumpulkan dan menghubungi teman-teman lama untuk ikut berpartisipasi dalam Reuni Akbar 77 ini dengan berbagai cara dan aneka strategi, walaupun ada sebagian teman yang tanpa data sama sekali.

Jumlah konfirmasi kehadiran ITB77 yang hampir mencapai 700 orang adalah suatu RECORD tersendiri bagi acara reuni sebuah angkatan di ITB.

Rasanya ini adalah acara yang cukup fenomenal seumur hidup kita, karena banyak di antara kita sudah lama tidak saling bertemu. Mungkin ada yang sudah 25 tahun tidak bertemu, separuh dari umur rata-rata kita! Masya Allah......

Mudah-mudahan acara yang telah disusun oleh Panitia akan dapat meningkatkan rasa silaturahmi, kekeluargaan, dan keakraban di antara Keluarga Besar ITB77 sendiri, di samping memberikan efek positif bagi angkatan-angkatan lainnya di ITB. Insya Allah.

Sampai jumpa di Bandung....... Selamat ber-Reuni Akbar.........


Sumber: Milis itb77@bhaktiganesha.or.id, 15 Agustus 2007, 14:21

Sejarah Orang-orang Biasa

Oleh Witarto Adi

Untuk statistik reuni, saya setuju jumlah teman yang hadir perlu diekspos. Namun, jangan lupa, jumlah teman yang mendahului kita akan bertambah terus, bukannya berkurang. Itu pun perlu diekspos pascareuni. Terutama warisannya bagi generasi penerus.

Yang diperlukan oleh bangsa ini adalah sejarah yang ditulis oleh orang biasa. Tentang pencapaian individu mereka, atau komunitas mereka, tentang kisah jatuh dan bangun, tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh bagi perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tadi malam saya ketemu Nurul Arifin yang cantik di hotel Quality Manado (sepulang saya dari Amurang dikejar abu gunung Soputan). Nurul datang dalam acara kongres atau seminar sarjana ilmu politik. Mereka mempertanyakan Ramlan Surbakti yang mencari dukungan, karena tergusur oleh psikotesnya Sarlito Wirawan. Itu cerita sampingannya.

Yang esensial, teman-teman sarjana ilmu politik itu sedang mengkritisi masalah pemekaran wilayah / daerah, yang datanya banyak dimanipulasi oleh perguruan tinggi dengan nama besar, agar lolos. (Dalam kongres itu ada Pak Ryaas Rasyid, dan beberapa anggota DPR.)

Ini memprihatinkan, sebagai catatan sejarah di zaman yang pernah dan sedang kita lalui.

Sekarang nama besar suatu institusi atau pejabat bukan jaminan akan memberikan data yang benar dan akurat. Itulah sebabnya, agar kita tidak semakin terpuruk, testimoni orang biasa terhadap jalannya suatu segmen kehidupan (dalam spesialisasi kompetensinya) diperlukan untuk mengimbangi.

Seperti testimoni beberapa nelayan yang saya wawancarai di teluk Amurang, Minahasa Selatan. Dengan berbinar mereka menjawab, bahwa prospek masa depan mereka cerah, karena akan / sedang dibangun pelabuhan di desa Amboso (di teluk itu juga).

Pelabuhan itu bisa untuk mendukung pengiriman komoditi sayur dan holtikultura (kopra, kentang, cengkeh) ke provinsi lain, bahkan ekspor.

Ekspresi mereka ketika bercerita pada Senin sore yang lalu sungguh indah. Saya suka. Apalagi dengan jelas mereka menunjuk lima perusahaan pendingin ikan Deo dan Malalugis (umpan ikan Tuna), untuk ekspor.

Saya lihat sendiri ada kapal nelayan baru yang sedang dibangun (terbuat dari kayu seluruhnya). Mereka juga sudah menggunakan sarana telekomunikasi elektronik ketika melaut.

Ketika saya tanyakan ke pejabat di kabupaten, mereka bahkan tergagap belum mengetahuinya.

Sejarah orang-orang biasa. Itu bisa merevitalisasi potensi bangsa ini di segenap lapisan. Jika diarahkan dengan benar, bisa mewujudkan ramalan (analisis) Goldman Sach.

Sejarah orang-orang biasa. Itu banyak dimiliki oleh alumni itb77.


Sumber: jalur pribadi, 15 Agustus 2007, 08:23

14 Agustus 2007

Tanggalkan Sementara Status Sosial Kita

Oleh Maridsyah Haroen

Panitia menetapkan bahwa pakaian kita pada acara puncak nanti adalah celana blue jeans dan kaos untuk acara family gathering serta celana blue jeans dan baju kasual untuk acara malam keakraban khusus alumni.

Saya sangat... sangat setuju sekali, karena kita menginginkan kebersamaan untuk keakraban suasana, sambil bernostalgia mengenang 30 tahun yang lalu saat kita masih culun.

Sekarang kita berasal dari status sosial yang berbeda. Ada yang sudah jadi direktur BUMN, ada yang sudah jadi pengusaha yang sukses, ada yang sudah jadi profesor, dekan dan ada juga yang biasa-biasa saja.

Oleh karena itu sebaiknya sebelum kita berangkat ke acara reuni, sejenak kita niatkan dari lubuk hati yang paling dalam untuk menanggalkan sementara status sosial kita saat ini, dengan satu tujuan untuk menjalin keakraban dengan teman-teman lama satu angkatan tanpa memandang statusnya, walau mungkin teman tersebut bawahan kita di kantor.

Jadi kita sudah harus siap apabila nanti disapa dengan panggilan: lu, kau, kowe, maneh, waang, dan lain-lain. Intinya kita tetap akrab, santai, jauh dari sikap formal.

Dari beberapa e-mail yang saya baca, terlihat ada beberapa teman yang masih agak formal, karena ada yang memakai sebutan ibu, bapak, mas dan mbak.


Sumber: Milis itb77@bhaktiganesha.or.id, 14 Agustus 2007, 14:45

Lowongan: Pengarah Tim Liputan

Oleh Alfred Menayang

Pada acara puncak Peringatan 30 Tahun ITB 77 tanggal 25 Agustus 2007, kita akan memakai tenaga-tenaga profesional (antara lain dari Jonas Photo dan Andika Cs) untuk membuat dokumentasi foto dan video.

Terbuka “lowongan” bagi rekan-rekan yang ingin membantu mengarahkan tim liputan sebelum, sewaktu, dan sesudah acara, sehingga hasil liputan dan suntingan bisa maksimal.

Job Desc:

  • Share run down acara, dan alert kru untuk hal-hal penting yang perlu diliput.
  • Menunjukkan dan mengatur individu atau kelompok yang akan difoto.
  • Sekali-sekali mengecek barangkali ada yang perlu mereka ketahui untuk liputan.
  • Memastikan kehadiran kru dan peralatan lengkapnya selama acara berlangsung.
  • Tidak perlu membawa kamera / video cam sendiri.

Diperlukan 4 orang pendamping untuk membantu 2 tim video dan 2 tim foto… Siapa yang bersedia membantu?

Compensation & benefit: makan dan hiburan gratis dari pagi sampai malam… he..he..


Sumber: Milis itb77@bhaktiganesha.or.id, 14 Agustus 2007, 14:01